Total Pageviews

Thursday, October 21, 2010

Pembangunan Karakter: Boediono Kagumi Etos Kerja Bangsa China

Pembangunan Karakter: Boediono Kagumi Etos Kerja Bangsa China

Kamis, 21 Oktober 2010 | 07:15 WIB

BEIJING, KOMPAS.com — Etos kerja masyarakat China dan mendorong tingkat produktivitas yang tinggi membuat kekaguman tersendiri bagi Wakil Presiden Boediono.
Sering kali kalau di kita, kebijakan itu sudah cukup baik. Hitung-hitungannya cukup baik, landasan dan falsafahnya juga sangat mendalam mendukung. Namun, ternyata itu di atas kertas.

Selama lawatannya tiga hari di Nanning dan Beijing, China, 18-20 Oktober lalu, Wapres Boediono merasakan etos kerja yang tinggi itu dilandasi dengan sikap dasar dan kedisiplinan masyarakat yang terbangun melalui pendidikan sejak usia dini.

Wapres Boediono menyatakan hal itu kepada masyarakat Indonesia yang bertatap muka dengannya di Wisma Duta Kedutaan Besar RI di Beijing, China, Rabu (20/10/2010) malam.

"Jadi, masalah pendidikan itu menjadi faktor yang bisa kita pelajari lebih jauh. Dari sikap dasar dan kedisiplinan yang tinggi itulah, akhirnya mereka menciptakan tingkat produktivitas yang tinggi negara tersebut dibandingkan negara-negara lainnya, termasuk negara maju," ujar Wapres Boediono.

Namun, tambah Wapres Boediono, yang akhirnya menciptakan kemajuan di negara tersebut tak hanya sikap dasar dan kedisiplinan masyarakatnya.

"Akan tetapi, juga adanya kekuatan 'mesin' pemerintahan yang bekerja secara menyeluruh dari atas hingga ke tingkat paling bawah di birokrasi dengan baik," jelasnya.

Satu komando

Menurut dia, kebijakan yang ditetapkan dapat dijalankan sampai ke bawah dengan satu komando dan tidak belok ke kanan atau belok ke kiri.

"Sering kali kalau di kita, kebijakan itu sudah cukup baik. Hitung-hitungannya cukup baik, landasan dan falsafahnya juga sangat mendalam mendukung. Namun, ternyata itu di atas kertas," ungkap Wapres lagi.

Faktor lain yang mendukung kemajuan China, kata Wapres, adalah sistem politik dan lainnya yang membuat sistem pemerintahan bekerja dengan baik.

"Ini tentu juga menjadi pemikiran dan tantangan kita yang memiliki sistem berbeda," ujarnya. Wapres Boediono juga menyatakan, selain itu didukung pula konsistensi kebijakan dan kesinambungan serta kemampuan dan gaya diplomasi khas China.

"Jika itu semua bisa dipelajari, barangkali Indonesia akan bisa melaju lebih cepat lagi," demikian Wapres menambahkan.

Wednesday, October 06, 2010

Why 'Vocational' Education


WHY ‘VOCATIONAL’ EDUCATION ???
Why has there been a lot of interest, especially in less industrialised nations, in vocationalizing education i.e. in strengthening the links between education and employment?
Ishumi (IJED 1988) lists the following general aims:
(i)                  To transmit into the learners values and attitudes necessary and appropriate for the performance of certain tasks, be they manual, mechanical or other;

(ii)                To provide specific skills for employment or employability in a range of categories;

(iii)               To stem off or forestall impeding mass unemployment and possible public disaffection;

(iv)              To alleviate obsolete practices by reorienting and upgrading existing skills and levels of job performance;

(v)                To promote a work ethic and to sensitize learners to the importance of practical work and practical skill application;

(vi)              To forestall an impending, or halt an on-going, mass movement of school-leaver youth (and any others) from rural to urban areas and thereby to check an impending transfer of manpower and skill resources from the needy sectors.