Total Pageviews

Wednesday, January 13, 2010

Link Mendownload Soal-soal Ujian Nasional

Pada awal Januari saya diundang untuk membedah SKL ujian nasional berdasarkan Permen 75/2009 didepan siswa SMP, SMA & SMK di Loa Kulu, Kutai Kartanegara. Sebagaimana yang dikutip oleh Sapos dan Humas Protokol Kukar di web mereka:

http://www.sapos.co.id/berita/index.asp?IDKategori=278&id=3198
http://humas.kutaikartanegarakab.go.id/index.php/read/barlin-k-siswa-harus-punya-strategi-khusus-menghadapi-ujian/

dipertemuan tsb saya menyampaikan bahwa:
“... siswa harus mempunyai stategi khusus untuk menghadapi ujian. Hal paling penting adalah stategi belajar yang baik, salah satunya siswa harus mempunyai kisi-kisi soal yang kira-kira keluar di ujian mendatang.
"Kita tidak usah belajar semua pelajaran, cukup meringkas pelajaran dengan menggunakan kisi-kisi, sehingga akan lebih mudah memahami," ujarnya.
Banyak cara bisa dilakukan untuk belajar pada jaman modern ini, seperti internet. Dengan menggunakan internet, siswa dapat mencari soal-soal baru untuk belajar. Cukup dengan waktu yang singkat dan harga yang terjangkau siswa sudah bisa banyak mendapat soal-soal untuk mengasah kemampuannya. Dengan adanya internet siswa di daerah terpencil pun dapat bersaing dengan siswa-siswa yang ada di kota besar”.

Untuk mendapatkan soal-soal UN bagi siswa (dan guru) yang saya usulkan diatas, siswa perlu menggunakan waktu yang ada ini untuk mengunduhnya di internet. Contohnya untuk men-download Bank Soal Bahasa Inggris tahun 1985 – 2007, bisa di unduh di website berikut ini:

http://mohammadihsan.com/view.php?subaction=showfull&id=1226425666&archive=&start_from=&ucat=9&

Semoga bermanfaat.

Tuesday, January 12, 2010

Jenis-jenis Knowledge Economy & Knowledge Society

Knowledge Economy and Knowledge Society

1. Ekonomi Pasar Modal/ Pemegang Saham


Kata kunci : kapitalis pasar modal, komoditi.

Ciri-ciri: memberikan primasi kepada mekanisme pasar dan melindungi hak2 para investor, menyeimbangkan antara hak2 pemegang saham (stockholders) dan non pemegang saham (stakeholders) lainnya baik dalam aktivitas (enterprise) maupun dalam masyarakat (society), penyeimbangan/ koreksi terhadap dampak pasar dilakukan melalui regulasi.

Innovasi dan daya saing nasional dicapai melalui:
- pasar & tenaga kerja yang fleksible
- regulasi tenaga kerja & pasar: sedikit/ terbatas
- tingkat employment yang tinggi
- waktu bekerja lebih panjang
- tingkat social expenditure rendah.

Negara2 dalam kategori ini: USA, UK, Canada, Australia, New Zealand (Anglo-Saxon countries/ negara2 berbahasa Inggris).

Kelebihan/ dampak positif:
- tingkat pertumbuhan (ekonomi) relatif tinggi
- produktivitas (kerja) relatif tinggi.

Kekurangan/ dampak negatif:
- pelayanan publik buruk
- tingkat inequality besar (pendapatan dan pendidikan)
- social cohesion rendah.

Pendidikan:
- kebijakan pendidikan ada pada pemerintah pusat dan sekolah2
- tingkat otonomi sekolah tinggi (dalam hal bujet, mengangkat dan memberhentikan guru/staff, diversity sekolah & school choice).
- tipe sekolah dasar dan menengah umumnya komphensif (bukan selektif)
- mendorong terjadinya spesialisasi dan individualisasi dalam pembelajaran & skill
- sistem ujian tidak terintigrasi (tidak terpusat) dan menggunakan sistem kredit.

Terjadi polarisasi yang luar biasa dalam hal jumlah mereka yang berketerampilan tinggi (high skilled) dan mereka yang tidak (low skilled labour forces). Proporsi rata2 profesi berketerampilan tinggi (high skilled jobs) adalah terendah diantara negara2 maju.



2. Ekonomi Model Sosial

Kata kunci : stake holder/ Rhine model capitalism, communities.

Ciri-ciri: berlawanan dengan diatas.

Innovasi dan daya saing nasional dicapai melalui:
- pasar tenaga kerja yang tidak fleksible
- regulasi tenaga kerja dan pasar lebih banyak
- tingkat orang bekerja cukup rendah (tingkat penggangguran cukup besar)
- waktu bekerja lebih pendek
- tingkat social expenditure/ social cost tinggi.

Negara2 dalam kategori ini: Jerman, Austria, Swiss, Prancis, Belgia dan Belanda (Core Europe/ negara2 Eropa utama).

Kelebihan/ dampak positif:
- pelayanan publik relatif baik
- tingkat equality besar (pendapatan dan pendidikan)
- tingkat social cohesion baik.

Kekurangan/ dampak negatif:
- tingkat pertumbuhan (ekonomi) relatif rendah
- produktivitas (kerja) relatif rendah.

Pendidikan:
- ada perbedaan struktur yang relatif besar diantara negara2 Eropa utama
- sangat sentralis (seperti di Yunani & Portugal)
- pemerintah pusat mengontrol ujian nasional, tetapi otonomi terbatas diberikan kepada pemerintah daerah (seperti di Prancis, Spanyol, Italia).
- tipe sekolah dasar dan menengah komprehensif.
- pemerintah pusat mengangkat dan mengaji guru/ staff, serta menempatkan dan menginspeksi mereka disekolah.
- regulasi dan kontrol pendidikan ada di daerah (Jerman, Austria, Swiss dan Belanda).
- menerapkan sistem magang (apprenticeship), tipe sekolah menengah yang selektif (sekolah yang berbeda bagi siswa dengan kemampuan yang berbeda).
- tingkat spesialisasi dan individualisasi pembelajaran & skill sangat tinggi.
- ujian sekolah akhir ada ditangan lembaga lokal/ tidak sentralis.
- mayoritas tenaga kerja berkualifikasi keterampilan menengah (intermediate levels).

Proporsi rata2 profesi berketerampilan tinggi (high skilled jobs) agak rendah diantara negara2 maju (tetapi bukan yang terendah).


3. Ekonomi Sosial Demokratik Model


Ciri-ciri: kombinasi.

Innovasi dan daya saing nasional dicapai melalui:
- tingkat orang bekerja sangat tinggi (tingkat penggangguran kecil)
- tingkat social expenditure/ social cost tinggi.

Dampak: tingkat produktivitas umum tinggi, tingkat pendidikan dan pendapatan (income) tinggi, tingkat social cohesion tinggi.

Negara2 dalam kategori ini: Denmark, Norwegia, Swedia, Finlandia (negara2 Skandinavia).

Pendidikan:
- Otonomi dan regulasi pendidikan berada di tingkat local/ regional, tetapi berada dalam framework pemerintah pusat yang berfungsi ‘steering by goal’.
- System pengajaran mixed ability (multi kemampuan/ level) di sekolah wajib
- Kurikulum luas (broad curricula)
- Pendidikan bagi orang dewasa di biayai oleh Negara.

Proporsi rata2 profesi berketerampilan tinggi sangat tinggi (diantara negara2 maju).


Kesimpulan: adanya korelasi antar negara yang kuat antara aggregat tingkat literasi (literacy level) dengan proporsi tenaga kerja berketerampilan tinggi.

Sunday, January 03, 2010

Meningkatkan Keterampilan Membaca: Pengalaman dari Russia

Baru-baru ini (tahun 2009), saya membaca kabar bahwa menurut penelitian Internasional, anak2 Russia usia 10 tahun ditempatkan dirangking teratas dalam hal keterampilan membaca. Mereka mengumpulkan 565 poin dalam tes PIRLS (Progress in Internasional Reading Literacy Study) dari

Mengapa anak2 Russia usia 10 tahun terbaik didunia dalam soal membaca? Tampaknya sekolah2 Russia sangat menganggap penting membaca bagi siswa itu, sejak dini mereka menjadikan mata pelajaran ini (Reading/ membaca) terpisah dari pelajaran menulis. Pelajaran membaca ini dapat menjadi 3 atau 4 kali dalam satu minggunya. Selain frekwensinya, mereka juga menekankan pada: membaca yang terstruktur dan lebih intensif. Anak2 kelas 4 SD, misalnya, menurut kurikulum nasional harus menamatkan 3 buku teks yang totalnya berisi 500 halaman cerita2 (pendek) dan puisi. Anak2 juga diharuskan menghapal puisi2 yang lumayan cukup panjang. Tak heran bila anak2 sekolah dasar Russia ini terbaik di dunia dalam soal membaca.

Bagaimana kalau model Russia ini diterapkan disekolah2 kita di Indonesia? Saya hanya bisa membayangkan, mungkin bisa jadi ‘keributan besar’ kalau model kurikulum ini diterapkan disekolah2 kita. Para orang tua bisa-bisa protes keras, bila anak2nya diharuskan menamatkan bacaan seperti Cerita Rakyat ini dan itu. (Maklum anak2 Indonesia sangat dimanjakan orangtuanya, mereka lebih gemar menonton TV dan bermain games daripada membaca buku. Waktu menonton dan bermain pun bisa seharian dilakukan anak, tetapi kalau disuruh membaca 1 halaman saja bisa butuh beberapa hari. Belum lagi apresiasi orang tua yang terkadang yang rendah kalau anaknya belajar membacakan puisi). Belum lagi disekolah, para guru2nya bisa-bisa mogok kerja gara2 kerepotan mengecek kemampuan membaca anak2 (menambah kerjaan aja, bayangkan ada 40 anak dikelas, bagaimana mengontrol kemampuan membaca anak dikelas besar??). Ah, tapi itu khan cuman pikiran negatif saya saja, belum lamunan saya tentu benar khan??

Balik ke negeri Beruang Merah, para guru2 di Russia yakin bila model belajar mereka ini akan dapat mengasah otak, mendorong anak2 untuk mengapresiasi ritme bahasa dan membawa rasa senang dan kebanggaan jika dapat membawakan puisi dengan baik (Kalau dipikir2 sih, benar juga, tapi mengapa buat apa ya?). Disisi lain, ini dapat menjadi jembatan antar generasi, manakala para orang tua langsung mengenali bermacam2 puisi2 (dan cerita) yang biasa mereka baca dan ingat sejak masih kecil. Selain itu, budaya ini juga dapat menumbuhkan keakraban antar generasi, karena para orang tua siswa di rumah pun dapat membantu langsung anaknya membaca atau membaca bersama keluarga. Demikian sedikit cerita dari negeri seberang.

Hm...gimana menurut anda?