Wednesday/Thusday, 3/4 September 2008
Kesibukan para guru dan staff hari ini kurang lebih sama dengan kemarin, hanya saja siswa pendaftar ulang/ baru sudah berkurang sehingga sudah ada persiapan untuk mempersiapkan penjadwalan dan pembagian kelas. Meskipun ini sifatnya masih sementara, karena 2 minggu setelah sekolah kembali normal, para siswa masih diberikan kesempatan untuk mengubah mata pelajaran yang akan mereka ambil tahun ajaran ini, tentu saja setelah disetujui oleh pihak fakultas dan program studi.
Hari ini saya membaca beberapa karangan para siswa yang dianalis untuk keperluan mengidentifikasi tingkat kesulitan belajar siswa (ESOL, SLDD, SpLD, punctuation, spelling, expression, slow speed writing, etc). Ada beberapa konten yang sangat menarik dari tulisan anak2 ini, karena karangan spontan ini selain kadang2 menunjukan tingkat kepolosan dan kejujuran mereka selain tentu saja tingkat intelegensi mereka. Beberapa tulisan menggambarkan tentang latar belakang keluarga, asal muasal keluaga berasal (dari negara lain), ayah/ibu yang terpisah, jumlah saudara/i dan lingkungan dimana mereka tinggal (kurang aman/bersih/tidak sehat, tetangga yang individualis/ribut, dll).
Ada pula yang memilih juga yang menggambarkan tentang sekolah mereka; ada yang positif, ada tidak yang tidak. Misalnya karena punya pengalaman2 yang berhubungan dengan ketidakadilan yang dialami baik dari yang namanya kepsek, guru dan teman2 mereka. Kebanyakan dari yang negatif ini, menemukan jalan keluar dari kesulitan ini setelah menemukan sahabat/ teman dekat (peers). Ini menunjukan faktor peers sangatlah berpengaruh bagi siswa, selain tentu faktor dorongan/ perhatian orang tua, guru, lingkungan dan lainnya (kesulitan bahasa, belajar, dll).
Ada pula tulisan yang bernada liberal atau yang membawa miris, misalnya pengakuan anak 18 tahun yang memuja setan, menjadi anggota gereja setan dan hobby dan tingkat kreativitasnya di dedikasikan dengan menggambar tubuhnya (tidak jelas apakah yang dimaksud disini adalah tatoo)। (Hii jadi ngeri karena ada berita gimana anggota gereja setan membunuh dan memakan daging para korbannya di Russia)*. Ada juga tentu yang menulis tentang harapan mereka selama menempuh pendidikan di college baru.
Aktivitas mengarang bebas ini sebenarnya sangatlah membantu para guru dan tentu pemerhati anak/ siwa untuk map out kemampuan dan serta jalan pikiran siswa (thinking, reasoning development)। Selain mengamati dari perubahan perilaku (bicara, tindakan, ucapan, gaya berpakaian, life style, dll), banyak hal yang bisa dipelajari dan perlu diketahui untuk keperluan identifikasi masalah dalam belajar, dalam keluarga, dalam pergaulan serta tentu saja ‘to spot’ potensi masalah dalam perkembangan kejiwaan siswa। Jadi ingat beberapa waktu lalu ada seorang mahasiswa di AS yang membunuh kawan2 dan dosen tempat dia belajar dengan darah dingin। Belakangan terungkap, si psikopat ini sebenarnya sudah terdeteksi dari karya tulis dalam satu mata pelajaran yaitu English/ Drama-nya, dimana dia menulis tentang kekerasan dan pembunuhan. Sayang identifikasi awal dari salah seorang pengajar si
mahasiswa kurang mendapat respond dari pihak2 terkait, jika tidak kejadian tragis itu mungkin bisa dicegah...
* Baca: Pembantaian Geng Iblis
http://www.kompas.com/read/xml/2008/09/16/11521045/ditikam.666.kali.dipanggang.lalu.dimakan
No comments:
Post a Comment