Pada 9 – 11 Oktober 2012 yang lalu saya berkesempatan
mengikuti seminar regional Asia Pasific bertema Innovative ICT Practices in
Teaching and Learning di Seoul, Korea Selatan. Bersama 2 orang guru, 1 orang
pengawas dan 2 orang kepala sekolah, kami berenam mengikuti program yang
dibiayai oleh British Council, Unesco (Bangkok) dan SK telecom (Korsel)
tersebut di Sejong Hotel, Seoul, ibukota Korsel.
Innovatice ICT Practices in Teaching and Learning, Seoul, Korea. |
Prof Cho |
Sementara itu Roland Davis, Direktur British Council Korea,
memuji kerja keras dan semangat para guru yang memasuki abad ke 21 telah
mempersiapkan diri mereka dengan keterampilan dan pengetahuan baru yang
dibutuhkan oleh siswa, salah satunya penguasaan kemampuan menggunakan ICT dalam
pembelajaran. Untuk itu Roland menghimbau agar semakin terintegrasinya sistem
kurikulum dengan pedagogi (metode mengajar dan belajar) dan hal-hal yang
mendukung pembelajaran lainnya dengan cara menggunakan teknologi ICT.
Wakil dari perusahaan telekomunikasi raksasa Korea, SK
Telecom, CholSoon Park membeberakan fakta bahwa pemerintah Korea Selatan
menggandeng pihaknya untuk bersama-sama menjalankan program yang disebut Smart
Education di Korsel. Untuk mendukung terlaksananya Smart Learning Programme
bagi guru dan orang tua siswa tersebut, pemerintah Korsel menggelontorkan dana
sebesar $300 Juta untuk memenuhi kebutuhan siswa belajar dengan menggunakan
teknologi ICT. Misalnya dengan program memberikan tablet PC bagi semua siswa di
Korea. Paling lambat 2015 semua siswa di Korea sudah menggunakan tablet PC
dalam belajar.
Selanjutnya You-mi Suh, wakil dari Ministry of Education,
Science & Technology Korsel, membenarkan bahwa pihaknya benar-benar serius
untuk mengintegrasikan ICT dalam pendidikan di semua sekolah di Korea, bahkan
sekarang semua sekolah di desa-desa lebih dahulu menerima peralatan ICT lengkap
dari pemerintah. Namun, You-mi menambahkan bahwa bentuk innovasi seperti Smart
Learning ini masih pada level experimental. Untuk itu para pakar dan praktisi
diharapkan agar dapat memberikan masukan kepada pemerintah, sehingga sesuai
target pada tahun 2015 program integrasi ICT dalam pembelajaran ini benar-benar
bisa terlaksana di Korea.
Setelah acara opening ceremony selesai, peserta disuguhi
sebuah presentasi yang sangat inspiratif sekali, berjudul Teaching and Learning
for 21st Century Skills oleh Dr. Peck Cho, professor dari
Universitas Dongguk, Korea. Professor yang lebih dua dasawarsa mengajar di
Amerika Serikat kemudian memutuskan kembali ke tanah kelahirannya ini, sangat
memukau peserta karena berhasil membuka mata peserta bahwa dibalik kesuksesan
Korea terdapat cerita yang patut direnungkan oleh para penguasa serta para guru
dan orang tua siswa.
Prof. Cho mengawali presentasinya dengan cerita sukses
Korea, dimana di tahun 1960an negara tersebut baru keluar dari krisis
tercabiknya satu bangsa menjadi dua negara, hingga sekarang ini menjelma
menjadi negara raksasa ekonomi dan teknologi di dunia. Saat ini Korsel menjadi
negara peringkat 9 dunia secara ekonomi, dengan prestasi US$ 1 Trillion ekspor
barang dan jasa, serta menjadi negara peringkat ke 7 ber-GDP (Gross Domestic
Product) di dunia dengan rata-rata penghasilan US$ 20,000 per orang per tahun.
Dengan prestasi phenomenal tersebut, tidak heran jika
Presiden AS Barrack Obama secara terbuka memuji sistem pendidikan di Korsel.
Obama secara khusus mengatakan bahwa Amerika serikat tidak akan sukses dalam
dalam dunia sains jika India dan Korsel terus ‘memproduksi’ lebih banyak ilmuan
(scientist) dan insinyur (engineer) dibandingan AS. Tetapi dibalik pujian
setinggi langit tersebut, masyarakat di Korea merasakan hal yang sebaliknya.
Mereka justru menggugat dunia pendidikan mereka yang dirasakan hanya melahirkan
lulusan yang banyak, namun hanya sedikit dari mereka yang betul-betul memiliki
bakat (talent) yang dibutuhkan oleh Korea, jika mereka benar-benar ingin cerita
sukses tingkat kemajuan ekonominya berlanjut di masa depan. Mengapa bisa lahir
kekhawatiran seperti itu? Apakah yang membuat cerita keberhasilan ekonomi Korea
bisa tidak berlanjut ?
Ternyata yang membuat ekonomi Korsel maju pesat saat ini
diawali oleh pembangunan ekonomi pada tahun 1960-1980 yang menekankan pada
tersedianya tenaga kerja murah (cheap labour) dan perakitan produk (parts
assembly). Sementara di tahun 1980 -2000 mereka masuk jajaran negara yang mulai
menjadi perakit ide (idea assembly) dan pengikut trend (fast follower) yang
baik. Hingga awal abad ke 21, penekanan pada ke-4 poin tersebut diatas cukup
sukses membuat perekonomian Korea Selatan tumbuh lebih cepat. Tetapi trend
dunia menuju tahun 2020 adalah pembangunan ekonomi yang menekankan pada
produksi ide-ide baru (idea production) dan penggerak pertama (first mover).
Jadi jika ingin bersaing pada level ini maka mereka terlebih dahulu harus
bersaing dengan Amerika Serikat, bangsa Eropa dan Jepang yang mendominasi peta
dunia baru, yaitu intellectual/ royalty income (penghasilan dari kekayaan
intelektual dan royalti).
Nyatanya sejak 7 tahun yang lalu (2005), ekonomi Korsel
tidak lagi meningkat secara pesat seperti tahun 1980-2000an, justru terjadi
perlambatan. Hal ini hanya bisa dirubah jika Korsel beradaptasi menjadi negara
yang idea production dan first mover. Untuk menjadi negara yang mampu
memproduksi ide-ide baru (idea production) maka Korsel harus menekankan
pembangunan ekonominya, paling sedikit, pada 7 hal : R & D (Research and
Design), HRD (Human Resource Development), design, sports, cultures, philosophy
dan politics.
Adapun syarat utama menjadi seorang idea producer (pembuat
ide-ide baru) adalah kreativitas (creativity). Seseorang yang kreatif akan
mampu menghasilkan ide-ide baru yang jika diproduksi secara massal akan mampu
membantu memuaskan kebutuhan manusia. Dan jika banyak ide-ide kreatif yang
diproduksi oleh suatu negara, seperti misalnya hasil-hasil karya intelektual
atau hak-hak paten yang terlindungi, maka secara keseluruhan negara tersebut
akan menghasilkan pendapatan (income) atau pertumbuhan ekonomi yang lebih besar
lagi.
Berikut ini presentasi-presentasi pada acara tersebut yang dapat di download:
Presentations:
Presentations:
- Teaching and Learning for 21st Century Skills by Dr. Peck Cho, Distinguished Professor, Dongguk University (pdf, 1.9mb)
- Facilitating Effective ICT-Pedagogy Integration: Project Overview & Progress by Ms. Jonghwi Park, Programme Specialist, ICT in Education Unit/ APEID, UNESCO, Bangkok (pdf, 1mb)
- British Council Schools Online by Mr. David Mathias, Specialist in ICT in Education, British Council East Asia (pdf, 700kb)
- Shaping the Future of Education with ICT (SKT) by Mr. YoonSuh Kim, VP of Global Convergence Business Team, SK Telecom (pdf,1.2mb)
- Two Continents, One Classroom - Learning beyond Boundaries through the Asia-Europe Classroom Network (AEC-NET) by Mr. Tan Chor Pang, Principal, Millennia Institute, Singapore (pdf, 1.5mb)
- KFIT International School Project (KISP) by Ms. Gyeong Mi Heo, Education Consultant, CEFRIO & Ms. Rhea Febro, Asst. Professor, MSU-IIT, Philippines (pdf, 490kb)
- Communities of practice amongst pre-service teachers and Lower-Secondary students in Vietnam by Mr. Jef Peeraer, M&E and ICT Adviser, VVOB-Vietnam (pdf, 1.4mb)
- Designing digital learning objects using multimedia resources by Ms. Maria Melizza Tan, Programme Officer, ICT in Education Unit/ APEID, UNESCO Bangkok (pdf, 900kb)
- ICT – The Big Picture by Mr. Jago Gazendam, Founder & Managing Director, Tenderhook Media, Thailand (external link)
- Child online safety for teachers by Mr. Jaywon Lee, InfollutionZERO (pdf, 4.2mb)
- Smart Learning & SKT by Mr. Keol Lim Professor, Kongkuk University (pdf, 1.3mb)
- Using Social Media for Teaching by Mr. David Mathias, Specialist in ICT in Education, British Council East Asia (pdf, kb)
- Play to Learn: Strengthening Partnership between Teachers (Schools) and Educators (TEIs) by Dr. Thanomporn Laohajaratsang, Chiang Mai University, Thailand; Mr. Jef Peeraer, VVOB, Vietnam; Mr. Koh Kok Hwee, IPTHO, Malaysia (pdf, 470kb)
- The SMK Tunku Abdul Rahman Experience by Ms. Rakayah Bt Haji Madon, Principal, SMK Tunku Abdul Rahman, Kuching , Sarawak (pdf, 1.4mb)
- Transforming Learning Through Technology as a FutureSchool in Singapore by Mr. Lee Boon Keng, Chief Technology Architect for Learning, Crescent Girls’ High School, Singapore (pdf, 1.9mb)
- Designing and Implementing Curriculum-based Projects by Ms. Nihong Li, Teacher, Nonglinxialu PrimarySchool, P.R. China (pdf, 1.8mb)
- Howon On-line English Education Success Story: 3P(Probability, Proficiency, Professional) up! up! by Kim Seon, Howon elementary school In Korea (pdf, 580kb)
- Malaysian Traditional Games by Ms Raihan Binti Aziz, SMKDM, Malaysia (pdf, 1.7mb)
- Developing Effective Tasks for Teaching Academic Writing through Wiki by Rosleen Binti Salleh, Kluang High School, Johor, Malaysia (pdf, 310kb)
- School Collaboration Corner by Kritsada Tulkijjawong, Schools Online Customer Service Manager, British Council, Bangkok, Thailand (pdf, 490kb)
- Building Networks through Collaboration by Alain Breuleux, McGill University, Montreal, Canada (pdf, 160kb)
5 comments:
info menarik utk dpt diaplikasikan di Indonesia. Blognya juga bagus....
And lastly, the 1000 most commonly-used words allow you to understand nearly 80% of the Spanish language!Does this mean that knowing just 1000 words will allow you to understand a vast majority of what you hear or read in SpanishYes! Although, not in all cases The group only approached the playoffs in 2000 and 2002, and was beaten by a substantial margin while I nonetheless much like the top team His performance over the season led to a selection to the 2007 Pro Bowl Peyton Manning by no means misses an NFL game However, if you happen to see a for sale that says made in Korea, forget it It looked like he was becoming grabbed a littleThe name derives from a college football game which started in Pasadena, CA in 1902, was subsequently named the Tournament of Roses, and which moved to the Rose Bowl stadium in 1923
[url=http://www.claymatthewsjersey.net/]Nfl Clay Matthews Jersey[/url]
2 for that Steelers Make certain the colors are accurate also pay keen focus on the stitching Both sides at any time can have only eleven players on the court Get your Cheap NFL Tickets NFL Football is mare than just a sport; it is a passion, a crazeS?br>Brett Favre attended the 1991
[url=http://officialbroncosroom.com/]Von Miller Kids Jersey[/url]
Quite more than often, the uncontrollable passion and zeal towards football, drives people to start betting on their favorite NFL team and playerKeynes Theory and Says law:Keynesians dismisses Says law as a false statement, he argues that supply and demand should be separately analyzed, on supply Keynesians says that supply generates income, people will then consume this income, the largest portion of income goes to consumption while the rest is saved,on sale, they analyzed the consumption levels of the income in terms of marginal propensity to consume which will rise as the level of income rises Cable testerB These agnate tragedies took place not alone one or two times As part of your Russian grammar lessons, you will also learn which tense of verb to use in different situations
[url=http://www.juliojonesjerseys.us/]Authenitc Julio Jones Jersey[/url]
relevant blog:http://elhpeshy.com/vb/showthread.php?p=1430886#post1430886
,addiitional information right here are :http://tekkitserver.se/forum/index.php?topic=108290.new#new
,additionally much like: http://mx.kkpho.go.th/oscc-rkks/oscc-rkks/smfoscc/index.php?topic=130733.new#new
Nike epealla556456469
I must thank you for the efforts you have put in writing this website.
I really hope to see the same high-grade blog posts from you later on as
well. In truth, your creative writing abilities has encouraged me to
get my own site now ;)
Also visit my web blog ... live hotmail
you have so a wonderful blog here! I use google-translator and get your mentions well. very informative and impressive.
nice!
Post a Comment